Asal-usul dan Permukiman Awal
Sebelum menjadi satu desa, wilayah Ujung Teran dikenal sebagai Juma Raja—gabungan beberapa “barung” (permukiman kecil) seperti Barung Lajangan, Karang Pulo, Banton, dan Berhala; di sekitarnya juga ada perkampungan Keeling dan Kurbakti. Perselisihan yang berujung penculikan memicu konflik berkepanjangan antar-permukiman hingga akhirnya masyarakat mencari perlindungan kepada seorang tokoh bermarga Karo-Karo bernama Raja, seorang panglima yang disegani. Warga kemudian berkumpul di ladang Raja dan membentuk satu kampung bernama Juma si Raja yang kemudian dikenal sebagai Juma Raja.
Simanteki Kuta (Pendiri Kampung) dan Silsilah
Dalam tradisi Karo, Simanteki kuta adalah pendiri kampung. Juma Raja/Ujung Teran didirikan oleh marga Karo-Karo (Raja). Seiring perkembangan, kampung terbagi dua kesain:
- Rumah Jahe (keturunan Jampal Surbakti)
- Rumah Julu (keturunan Tajem Surbakti)
Marga lain seperti Ginting, Tarigan, Sembiring, dan Perangin-angin datang kemudian sebagai pendatang.
Perubahan Nama Menjadi Ujung Teran
Sekitar tahun 1960, nama Juma Raja diganti menjadi Ujung Teran mengikuti ketentuan penyesuaian nama kampung pada masa itu. Meski demikian, nama Juma Raja tetap lekat secara historis dan emosional bagi warga